Klik ini Bro....Bergabung dengan Bisnis Gratis dan dapatkan Dollarnya, Bisnis Mudah dan Dapat dicairkan di Western Union Terdekat
Sabtu, 30 November 2013
Untukmu Negeri
Terompet Kemerdekaan selalu bersahutan disetiap Tahunnya
Terdengar dari Bentangan Sumatera sampai Merauke
Tak ada lagi lirik Penjajahan di Negeri ini
Tak ada lagi suara Derita
Lagu Imperialis telah berakhir
Founding Fathers di elu-elukan
Keringat, darah dan Nayawa Rakyat telah mencapai Cita
Riuh Rakyat Gembira bersahutan
Menyongsong kemerdekaan laksana sang Musafir ditengah telaga
Terdengar dari Bentangan Sumatera sampai Merauke
Tak ada lagi lirik Penjajahan di Negeri ini
Tak ada lagi suara Derita
Lagu Imperialis telah berakhir
Founding Fathers di elu-elukan
Keringat, darah dan Nayawa Rakyat telah mencapai Cita
Riuh Rakyat Gembira bersahutan
Menyongsong kemerdekaan laksana sang Musafir ditengah telaga
Jumat, 29 November 2013
Indonesia Merdeka tapi Miskin
Oleh: Dina Y. Sulaeman*
Tepat tanggal 17 Agustus, 67 tahun yang lalu, Ir. Sukarno memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia. Sejak itu pula, Indonesia menjadi sebuah negara merdeka, yang tidak lagi berada di bawah penjajahan negara manapun. Sepuluh tahun kemudian, saat membuka Konferensi Asia Afrika di Bandung (tahun 1955), Presiden Sukarno mengingatkan bangsa-bangsa Asia Afrika yang saat itu baru lepas dari penjajahan, bahwa penjajahan kini telah berubah bentuk.
Tepat tanggal 17 Agustus, 67 tahun yang lalu, Ir. Sukarno memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia. Sejak itu pula, Indonesia menjadi sebuah negara merdeka, yang tidak lagi berada di bawah penjajahan negara manapun. Sepuluh tahun kemudian, saat membuka Konferensi Asia Afrika di Bandung (tahun 1955), Presiden Sukarno mengingatkan bangsa-bangsa Asia Afrika yang saat itu baru lepas dari penjajahan, bahwa penjajahan kini telah berubah bentuk.
BERAWAL DARI PROGRAM GNRHL BERUJUNG PADA PENANGKAPAN SALAH SATU WARGA.
19 November 2013 pukul 19:09

"Disuatu Sore Akhir oktober Menjadi awal november"
Hujan mengguyur disore hari
Mempertemukan rindu sang debuh dgn azalinya
Merekatkan cinta yang dicerai beraikan oleh panasnya cemburu matahari
Tahukah kau kawan
Ketika hujan memeluk ying dengan lembut dan dinginnya belaian
Disana ada getar cinta yg melantunkan nada yg indah
Semua riuh terkadang hilang
dan kau pun harus berteriak sekeras kerasnya untuk meredam lantunan nadanya
Langganan:
Postingan (Atom)